Kota Yogyakarta Mengapresiasi Pergelaran Wayang Kulit Millenial KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro, SH, MM
Konser Wayang Milenial Indonesia bukti nyata Wayang tak pernah kehilangan ruang di Era Globalisasi
Setelah sekian lama Kota Yogyakarta tidak ada pergelaran Wayang Kulit, namun pada Sabtu 11 Oktober 2025, Gusti Bendoro Yudhaningrat kembali mempergelarkan pertunjukan Seni Wayang Kulit dengan Dalang yang sudah Mendunia, KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro, SH, MM dengan Lakon “Wahyu Cakraningrat” dalam Konser Wayang Milenial Indonesia.
Dalam sambutannya, GBPH Yudaningrat mengaku mendukung penuh upaya KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro, SH, MM untuk menduniakan warisan leluhur ini ke mancanegara, dimana Ki Gunarto telah tampil di beberapa negara, seperti Amerika, Australia, Vatikan Roma, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia dan pada November akan tampil di Turki, dan Desember 2025 akan tampil di China serta Swiss, dengan Wayang menggunakan bahasa Inggris, semoga dilancarkan penuh manfaat dan barokah, ungkap Gusti Bendoro Yudaningrat.
Dengan kemasan modern dan energi baru, “Konser Wayang Milenial Indonesia” menjadi bukti nyata bahwa tradisi tak pernah kehilangan ruang di tengah zaman yang serba digital. Sebuah pertemuan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan di bawah kelir yang terus hidup di hati masyarakat, khususnya Yogyakarta.
Pergelaran Konser Wayang Millenial Indonesia Kulit Semalam Suntuk ini digelar dalam
Pementasan ini tidak hanya merupakan acara hiburan budaya, tetapi juga merupakan bagian dari beberapa peringatan penting, Surut Dalem Hamengkubuwana IX selama 37 tahun, 37 tahun pernikahan GBPH Yudaningrat dan BRAy Yudaningrat, ulang tahun ke-269 Kota Yogyakarta, HUT TNI ke 80 dan Hari Batik Nasional.
Bagi KRAT. Ki Gunarto Gunotalijendro, modernisasi bukan berarti meninggalkan akar budaya. Ia justru ingin menjadikan wayang sebagai ruang ekspresi yang hidup dan dinamis. Konsep Konser Wayang Milenial Indonesia lahir dari semangat tersebut, memadukan kekuatan naratif klasik dengan visual dan musik modern, agar wayang tetap relevan di tengah derasnya arus digitalisasi.
Dalam pementasan kali ini, lakon “Wahyu Cakraningrat” dipilih karena sarat pesan spiritual dan kepemimpinan. Cerita dimulai dari mimpi Prabu Duryudana yang mendapat pertanda akan turunnya Wahyu Cakraningrat, wahyu agung yang kelak menurunkan raja-raja di Tanah Jawa. Perebutan wahyu ini melibatkan tokoh-tokoh besar seperti Raden Lesmana Mandrakumara, Raden Samba Wisnubrata, dan Raden Abimanyu.
KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro, juga berharap, wayang tak hanya dinikmati sebagai tontonan, melainkan juga tuntunan. Melalui Konser Wayang Milenial Indonesia, ia ingin memperkenalkan kembali filosofi luhur pewayangan kepada publik muda yang akrab dengan teknologi.
Bagi masyarakat yang tak sempat hadir langsung, pementasan Konser Wayang Milenial Indonesia juga dapat disaksikan secara daring melalui Channel YouTube Andima Multimedia New dan Gatot Jatayu New, sehingga pesan pelestarian budaya dapat menjangkau lebih banyak penonton dari berbagai daerah maupun luar negeri, harapnya.
Pagelaran Wayang Milenial Indonesia disambut antusias oleh ribuan Yogyakarta yang memadati Panggung terbuka, di ndalem Yudhonegaran jl Ibu Ruswo 35 Yogyakarta, tata cahaya yang dinamis, serta iringan gamelan dan elemen multimedia menjadikan sajian wayang kulit ini menarik untuk semua kalangan, baik anak muda maupun orang tua. Dan pengunjung tidak beranjak dari tempat duduknya hingga pergelaran Wayang Milenial selesai. (Wartadipuro)