Perkembangan Transportasi Umum Upaya Mendorong Peralihan Angkutan Pribadi
Kemacetan di Kota-kota besar seperti Jakarta masih menyelimuti kota metropolitan ini, dan untuk mengurangi kemacetan tersebut, masyarakat harus di paksa untuk beralih ke transportasi massal, dan meninggalkan transportasi pribadi, berikut wawancara Media dengan Akademisi yang juga Pengamat Transportasi dan Logistik Nasional, Dr. Yosi Pahala.
Melihat perkembangan transportasi di kota ,- kota besar khususnya perkereta apian, bagaimana menurut bapak selalu pengamat transportasi di Indonesia? Apakah efektif dalam mengurangi kemacetan ?
Dr. Yosi Pahala : Kota Jakarta yang semakin padat dan masih menjadi pusat bisnis harus dikelola dengan sebaik mungkin, terutama terkait tata ruang dan pergerakan manusia dalam kesehariannya. Upaya yang dilakukan pemerintah kota Jakarta untuk menata ulang kota sangatlah sulit, namun masih dimungkinkan untuk melakukan penataan pada transportasi perkotaan yang berfokus pada angkutan masal (transportasi umum) mulai dari angkutan mikro, busway dan bus terintegrasi sebagai pengumpan hingga angkutan rel yaitu Lintas Raya Terintegrasi (LRT), Moda Raya Terpadu (MRT) dan Kereta Rel Listrik (KRL). Memang memerlukan waktu yang tidak singkat untuk menatanya, namun faktanya kebutuhan angkutan masal sangat dibutuhkan saat ini dan di masa yang akan datang. Masyarakat harus “dipaksa†oleh pemerintah untuk beralih ke transportasi umum yang lebih hemat, dan efisien. Sehingga pemerintah harus terus mengupayakan pembangunan jaringan transportasi umum di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang terintegrasi khususnya angkutan rel yang mampu mengangkut lebih banyak penumpang dan relatif tidak memiliki hambatan lalu lintas/kemacetan karena memiliki jalur khusus.
Sampai sejauh mana dampak kereta LRT dan MRT di kota besar, apakah harus diperbanyak?
Iya saya kira pemerintah kota Jakarta harus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membuka pelayanan jaringan baru moda kereta api baik LRT dan MRT, kita bisa lihat setiap tahun jumlah penumpang LRT dan MRT terus meningkat. Dampak pembangunan jaringan LRT dan MRT tentunya akan sangat berdampak pada peningkatan kinerja masyarakat di kota Jakarta dan sekitarnya, penurunan tingkat kemacetan akan banyak berdampak dari berbagai aspek mulai dari ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan serta budaya.
Kereta cepat seperti Whoosh apa juga perlu dikembangkan di Indonesia?
Pada era modern dan digitalisasi saat ini, saya kira kita perlu mengembangkan kereta cepat di Indonesia. Namun, pembangunan kereta cepat seperti Whoosh harus diawali dengan kajian yang betul-betul komprehensif, berbagai aspek harus diukur dan dipertimbangkan, jangan asal membangun saja.
Misalnya, jaringan Whoosh yang sudah ada bisa saja dikembangkan, tapi harus diuji terlebih dahulu kelayakannya. Kita kan menginginkan pembangunan jaringan transportasi khususnya perkeretaapian dapat menjawab kebutuhan masyarakat sehingga mereka mau beralih ke moda kereta api yang relatif terjangkau dan relatif tidak terkendala kemacetan lalu lintas.
Dr. Yosi Pahala -
Akademisi Pengamat Transportasi dan Logistik Nasional








